Saturday 17 October 2009

APA ITU SINDER KEBUN?

Mungkin sebagian pengunjung ada yang belum paham apa sih Sinder Kebun itu? Sejenis binatang kebun? atau penyakit/hama pada kebun? pekerja kebun? atau apalah itu, untuk itu marilah simak uraian ini. Sebenarnya Sinder Kebun itu adalah "kuli" yang dibayar oleh perusahaan perkebunan untuk mengelola kebun dengan luas tertentu. Istilah Sinder konon berasal dari bahasa Belanda. Di Pabrik Gula, Sinder dalam tingkatannya berada diatas mandor kebun dan berada dibawah HTO. Diatas HTO adalah CA dan tertinggi adalah Administratur (ADM). Itulah hierarki kepemimpinan dalam sebuah Pabrik Gula. Diatas ADM ada lagi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris yang berada di kantor pusat.
Istilah ini masih dikenal pada sebagian besar perusahaan perkebunan ex Belanda, baik itu milik negara maupun swasta, di Jawa atau luar Jawa. Namun, pada beberapa perusahaan perkebunan istilah sinder sudah diganti dengan Asisten Kebun. HTO diganti dengan Kepala Tanaman Rayon. CA diganti dengan Kepala Tanaman dan ADM diganti dengan Manajer.

HARGA GULA YANG IDEAL

Meningkatnya harga gula akhir-akhir ini memberikan dampak yang sangat positif bagi industri gula Indonesia. Tebu sebagai bahan baku gula agar bisa bersaing dengan tanaman lain harus didukung dengan harga gula yang ideal. Apakah ada aturan baku mengenai harga gula ideal tersebut? Menurut beberapa sumber dan berdasarkan hasil diskusi dengan sugarcane expert, harga gula yang ideal adalah 2.5 kali harga gabah kering atau 1.5 kali harga beras. Jika saat ini harga beras Rp 6000,-/kg, maka harga gula yang ideal adalah Rp 9000,-/kg.

Apa dasar komparasi harga gula – beras yang ideal?
Alasan utamanya adalah harga sewa tanah. Satu atau dua tahun ke belakang para Sinder Kebun pasti merasakan sulitnya mencari areal tebu untuk disewa pabrik. Saat itu harga gula hanya berkisar Rp 5000,-/kg, sedangkan beras Rp 4500,- sampai Rp 5000,-/kg. Harga sewa tanah sawah beririgasi teknis bisa mencapai Rp 13 – 15 juta per hektar per tahun. Sedangkan BEP (titik impas) produksi tebu Plant Cane untuk harga sewa semahal itu mencapai 1400 kui/ha, suatu hal yang cukup sulit dicapai oleh Sinder Kebun manapun, dan lagi produksi dituntut lebih dari itu agar bisa mendapat margin keuntungan. Saat ini dengan harga gula yang baik, BEP produksi turun cukup tajam sehingga Pabrik Gula dapat bernapas lebih lega.

Apakah Konsumen Tidak Keberatan?
Jika dilihat dari angka statistik, konsumsi gula di Indonesia per kapita per tahun adalah 12 kg. Mari kita hitung dengan lebih cermat, apakah angka ini memberatkan konsumen?
12 kg gula x Rp 9000,- = Rp 108.000,-/tahun
Jadi per hari tiap orang mengeluarkan biaya sebesar = Rp 295,-, tidaklah mahal bukan?