Monday 8 March 2010

PROSES TANAM TEBU




Penanaman tebu dimulai dari pengolahan lahan. Ada dua jenis pengolahan yang biasa dilakukan, manual dan mekanisasi. Pemilihan jenis pengolahan tergantung pada waktu, kondisi lahan dan jumlah tenaga kerja. Mekanisasi efektif pada : Lahan datar, luas dan kering, minim tenaga kerja manual. Manual efektif pada : Lahan becek, sempit (<0.5 ha), tenaga kerja melimpah.
Setelah lahan diolah tahap selanjutnya adalah mempersiapkan bibit. Bibit yang baik dan tepat jenis adalah faktor penting dari budidaya tebu. Bibit yang biasa ditanam adalah bibit bagal, yaitu bibit berasal dari tebu lonjoran yang dipotong-potong sehingga didapatkan bibit dengan 2-3 mata tunas. Ini adalah teknik perbanyakan yang paling umum. Selain itu sebenarnya perbanyakan tebu dapat dilakukan dengan kultur jaringan, atau melalui biji.
Setelah itu bibit siap ditanam. Tenaga kerja untuk tanam umumnya wanita, karena lebih telaten. Sementara untuk mengangkut bibit ke dalam lahan biasanya laki-laki. Penanaman biasanya dibarengi oleh pemupukan dasar menggunakan pupuk NPK. Kebutuhan tenaga kerja pada saat tanam cukup besar, yaitu sekitar 40 mandays (HOK) untuk 1 hektar lahan per hari.
Agar tebu bisa tumbuh maka jangan lupa kondisi tanah harus basah, tapi bukan banjir/menggenang. Cukup sekedar basah tebu bisa tumbuh (bahasa ilmiahnya, kapasitas lapang). Cara mendapat air sangat bervariasi tergantung tempat. Di Jember umumnya cukup denga air irigasi dan pompa air sumur dangkal, per hektar cukup mengeluarkan biaya Rp50-400ribu untuk sekali memasukkan air. Di Madiun air lebih langka, sehingga perlu sumur yang lebih dalam dengan biaya investasi yang cukup besar, per hektar bisa lebih dari Rp 2juta sekali siram.
Setelah itu tunggu 2 minggu untuk mengecek apakah perlu tebu sudah baik atau perlu sulaman. Ok tunggu post berikutnya untuk perawatan tanaman tebu..