Monday 30 January 2012

SISTEM REYNOSO

Kebun Karangduren Balung TS 09/10

Sistem Reynoso adalah suatu sistem pengolahan lahan tebu di sawah. Pada dasarnya sistem ini bertujuan untuk mengelola lahan tebu dengan sistem drainase yang intensif. Dicirikan dengan got-got yang dalam bahkan pada beberapa titik bisa sampai kedalaman 90-100 cm. Kenapa demikian? karena tanaman tebu adalah tanaman yang butuh air tapi tidak suka terlalu banyak air. Tanaman tebu cukup toleran terhadap penggenangan sesaat, tapi air harus cepat terbuang kembali, dan hal itu membutuhkan sistem drainase yang baik.
Sistem ini telah ditemukan sejak jaman Belanda, dinamakan sesuai nama penemunya Reynoso. Pada reynoso ada standar-standar tertentu yang harus dipenuhi, seperti lebar got, juringan, jumlah orang kerja.
Sebagian contoh standar reynoso:
  • Kedalaman got malang     : 50 cm
  • Kedalaman got pujuran    : 60 cm
  • Kedalaman got keliling     : 70 cm
  • Jumlah orang kerja           : 650-800 mandays (HOK) mulai awal buka kebun sampai akan tebang
Sistem reynoso murni sudah tidak banyak ditemukan saat ini karena biayanya demikian besar. Ada beberapa orang yang memang masih fanatik terhadap sistem ini karena menganggap sistem ini yang paling baik, namun sebenarnya hal itu perlu dasar pembuktian yang jelas. P3GI telah meneliti bahwa sistem reynoso tidak berbeda nyata dengan sistem supra menggunakan alsintan (Hadisaputro, dkk. 1996).
Dengan langkanya jumlah tenaga kerja dan menurunnya keterampilan pekerja, saat ini pengolahan cenderung ke arah mekanisasi. Kendala sistem mekanisasi adalah masih sulit untuk menyesuaikan dengan keadaan alam. Contohnya pada bulan 4 (April) akan buka kebun, traktor akan kesulitan masuk karena tanah masih becek karena curah hujan masih relatif tinggi. Yang menjadi PR bagi kami adalah bagaimana memuat alat mekanisasi yang mampu mengatasi kondisi lahan yang becek, jika itu terpenuhi Insya Allah kendala tenaga kerja akan teratasi.
Setidaknya itulah gambaran singkat yang kami ketahui, bekal dari training sinder kebun dan cerita teman-teman sejawat..

Sunday 29 January 2012

INKONSISTEN & CEPAT PUAS --> KEMUNDURAN (Based on True Story)

Kembali menulis setelah sekian lama berhenti serasa mendapat semangat baru. Ketidak konsistenan yang seringkali membuat suatu rencana yang sepertinya akan berjalan baik menjadi berantakan. Contoh saja, saya merencanakan untuk menulis tentang tebu selengkap mungkin sehingga informasi tersebut bermanfaat bagi orang lain. Dalam benak saya akan menulis tiap malam setelah bercengkrama dengan keluarga, setelah anak-anak kelelahan berkejaran di rumah dinas loji kami yang besar (bahkan terasa terlalu besar). Pada perkembangannya setelah kelelahan melayani anak dan istri, rencana menulis lebih sering menjadi tidak jadi, malah ikut tidur kecapaian. Berhenti menulis juga disebabkan oleh koneksi wifi di perumahan dinas yang sempat terganggu oleh petir, sehingga setelah diperbaiki sinyalnya tidak sampai rumah.
Nah sekarang saya mendapat amunisi baru untuk menulis berupa modem pinjaman dari teman sinder yang kebetulan notebooknya lagi rusak. "I hate slow", begitu iklan perusahaan selular yang saat ini saya nikmati layanannya. Kebetulan juga adik kandung saya bekerja di sana, sehingga ada juga motivasi ingin ikut memajukan perusahaannya.
Kembali ke judul, sikap tidak konsisten ini adalah penyakit yang sering menyerang saya, bahkan juga mungkin untuk banyak orang lain. Sudah menjadi sifat manusia untuk selalu mempertahankan diri apabila dirinya disalahkan, biasanya ada binatang mirip kancil tapi bertanduk yang berwarna hitam selalu disebut-sebut jika sudah begini. Tahu sendirilah apa nama binatang itu.
Sekira sepertiga awal tahun 2011, saya menerima surat dari direksi untuk mengisi sebuah acara di Tretes, Pandaan, sebuah tempat wisata dataran tinggi yang cukup terkenal di Jawa Timur, dimana ada sebuah Mess milik Perusahaan di sana. Acara yang dimaksud adalah sharing pengalaman pada calon karyawan staff yang baru saja lolos seleksi. Sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya untuk terpilih pada acara itu, karena saya dianggap mewakili dan diharapkan sebagai model yang baik bagi calon-calon karyawan itu. Singkat cerita acara itu berjalan lancar, dan saya bersyukur sepertinya para calon karyawan itu kelihatan puas dengan presentasi saya.
Nah setelah itu apa yang terjadi pada diri saya? Kemunduran. Saya justru menjadi kurang rajin mengecek pekerjaan di kebun, kurang sistematis lagi dalam bekerja, dikarenakan merasa sudah baik dalam bekerja. Sikap ini terbukti dari produksi saya yang jatuh drastis pada tahun berikutnya, padahal setahun sebelumnya saya berhasil meningkatkan produksi juga dengan drastis. Kalau dibuat grafik bentuknya seperti parabola.
Kebun rusak efeknya berantai, keuangan rusak, pikiran rusak, sehingga frustasi datang. Bahkan saya sempat ingin mencari peruntungan dengan jalan mengajukan beasiswa untuk kuliah lagi sampai dengan melamar kerja ke tempat lain.
Sekarang pimpinan saya ganti, mulai dari ADM sampai kepala tanaman semua baru dan belum pernah bekerja dengan saya sebelumnya, saat beliau-beliau pindah yang ditemui kebun-kebun saya yang jelek. Konsekuensi logisnya yang harus saya terima ya menjadi orang yang tidak dipercaya, karena kesan pertama memang tertancap kuat dibenak setiap manusia pada umumnya.
Tidak seperti perubahan yang tetap abadi, masa kejayaan saya tampaknya dipergilirkan ke orang lain. Seperti dalam al-qur'an Ali Imran : 140 : "Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)." Semoga pada masa yang akan datang saya bisa memperbaiki diri dan mendapat bantuan dari yang maha kuasa agar masa-masa indah itu datang kembali.

Friday 27 January 2012

UNTUNG RUGI TANI TEBU & ANALISA USAHANYA


Bertani tebu tampaknya masih menjadi hal yang tabu bagi kebanyakan masyarakat yang saya temui, terutama di wilayah kerja saya, Jember. Petani tebu ternyata hanya itu-itu saja, jarang ada petani baru yang muncul. Padahal usaha tani itu profitable dan resikonya relatif rendah. Ada beberapa hal yang menjadi sebab petani tidak tertarik untuk bertanam tebu:

  1. Pengalaman masa lalu. Sistem tanam paksa jaman orba, petani dwajibkan tanam tebu atau menyewakan ke PG (glebagan). Jika petani menanam tebu sendiri, pengelolaan hasil dan saprodi dikoordinir oleh KUD. Terjadi banyak penyelewengan, petani rugi.
  2. Anggapan birokrasi PG yang "seram". Memasuki PG bagi orang yang baru serasa kembali ke jaman kolonial. Kesan feodal pasti terasa. Secara luas di masyarakat sudah menjadi rahasia umum seperti instansi lain, PG seolah banyak "mafianya". Kata instansi saya gunakan karena sepertinya memang PG masih cenderung instansional daripada korporasional.
  3. Ditakut-takuti oleh petani lain yang sudah mapan. Petani tebu yang sudah mapan ada beberapa kasus yang saya temui tidak mau berbagi ilmu dengan tetangga-tetangganya, cenderung menutup-nutupi kesuksesan. Petani yang mau belajar ditakut-takuti tentang ruwetnya birokrasi PG, kesulitan-kesulitan bertani tebu. Persaingan persewaan lahan menjadi faktor petani yang sudah mapan enggan berbagi.
  4. Merasa pernah rugi. Memang benar tidak semua petani tebu itu untung, ada yang rugi, namun jumlahnya relatif sedikit. Mereka yang rugi ini ada yang kapok ada juga yang tetap usaha tani. Nanti akan saya jelaskan sebab-sebab ruginya dan tips-tips supaya tidak rugi.
  5. Belum tahu. Kalau ini alasannya, biasanya lebih mudah untuk diajak bertani tebu hanya saja perlu dibimbing.

Nah setelah ini akan saya jelaskan enaknya bertani tebu, agar informasi menjadi imbang. Ini alasan keuntungan bertani tebu:

  • Resiko relatif rendah. Dibanding komoditas lain, tebu relatif lebih aman. Coba bandingkan dengan padi, sering gagal panen. Sayur mayur, harga sangat berfluktuatif, serangan hama penyakit relatif besar. Sedangkan tebu hampir semua panen, walaupun ada beberapa kasus seperti pemilihan lokasi yang tidak tepat sehingga terkena hama uret, atau jika tidak baik dengan lingkungan tebu dibakar, namun prosentasenya sangat kecil dibanding yang panen.
  • Perawatan mudah. Ibarat lagu koesplus, tongkat kayu jadi tanaman, begitu pula dengan tebu, dibuang saja bisa tumbuh. Perawatan tidak seintensif padi dan sayuran.
  • Pupuk, biaya garap dan saprodi lain dipinjami. Berbeda dengan tanam padi, jika mau tanam tebu anda bisa mengambil pinjaman pupuk, traktor, biaya garap plus supervisi dari petugas PG. Hanya saja banyak petani yang belum tahu, sehingga pinjaman-pinjaman hanya beredar ke petani tebu yang itu-itu saja.
  • ROI yang menjanjikan. Return of Invesment, atau sederhananya keuntungan yang didapatkan cukup lumayan untuk ukuran sebuah komoditas pertanian, dibandingkan dengan segala kemudahannya. Memang keuntungan tidak akan sebesar tembakau dalam satu satuan luas, atau cabai, melon, dan sejenisnya. Namun andapun kemungkinan tidak akan mengalami kerugian yang demikian besar jika terjadi kegagalan usaha. High risk means high profit, low risk means low profit. Tebu ada ditengah-tengahnya.


Sebab-sebab kerugian bertani tebu & tips menghindari kerugian :

  1. Perawatan kurang baik. Tips: Pastikan uang yang anda keluarkan s'ampai ke kebun. Lebih baik menambah biaya agak besar jika diperlukan daripada tebu tidak diapa-apakan sama sekali. Contoh: Tebu tidak diklentek (dibersihkan daun kering), maka tebangan akan sulit, banyak tebu yang tertinggal di kebun, tidak terlihat oleh penebang (karena kotor), beresiko lebih besar untuk terbakar.
  2. Pemilihan lahan kurang tepat. Tips: Pastikan lahan layak ditanami tebu. Hindari lahan yang seperti rawa, juga hindari lahan berpasir seperti di pantai. Selain sulit air, hama uret biasanya terdapat pada lahan-lahan bertekstur pasir. Lahan yang cocok adalah lahan yang mudah dapat air dan mudah pula buang air. Perhatikan juga jalan tebangnya, apakah truk bisa masuk atau lori PG dapat menjangkau? Jika tidak ada jalan tebang lebih baik tidak tanam.
  3. Menanam tidak tepat waktu. Tips: Tanam tebu pada bulan optimalnya Mei-Agustus (berpengairan), atau awal musim hujan (tadah hujan). Namun saya cenderung menyarankan anda opsi pertama, karena menanam awal musim hujan berarti tebang pada musim hujan, biaya tebang melonjak dan rendemen akan jatuh. Ingat puncak rendemen pada bulan 8-9, sehingga usahakan tebu anda ditebang pada saat itu. Selalu berkoordinasi dengan petugas PG, karena biasanya petani akan berebut untuk ditebang pada saat itu, dan tidak mungkin mengakomodir semua keinginan. Jadi pastikan saja anda tanam bulan optimal dengan jenis dan perawatan yang baik, maka pada puncak rendemen tebu anda sudah masak dan dipilih oleh PG untuk ditebang. (PG memilih tebu sesuai analisa kemasakan).

Nah berikut saya buatkan bagan yang bisa anda ikuti dalam berusaha tani tebu.



Berikut saya lampirkan juga analisa usaha tani tebu untuk anda pelajari.



Jika anda berminat bertani tebu dan belum tahu caranya, datangi saja PG, tanya pada satpam untuk diarahkan ke bagian tanaman. Nanti anda akan dibantu lebih lanjut oleh petugas bagian tanaman. Jangan khawatir, saat ini PG sangat butuh bahan baku, anda akan senang hati dihargai, jika ada petugas yang kurang ramah dalam melayani maka anggap saja dia oknum yang belum tahu pentingnya anda bagi perusahaannya. Dapat juga anda berkirim email dengan saya, dengan senang hati saya akan berusaha memecahkan masalah anda tentang tebu.

Berikut adalah file excel editable tentang analisa usaha tani. Silahkan di download..

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1ANtNOLJ87uwvwKcMBv92Mnjf2L4nJCbf5awegHULb7k/edit?usp=sharing