Monday 20 February 2012

BOS MARAH

TULISAN BERIKUT INI TIDAK DITULIS OLEH SAYA, ini adalah email dari bude Ninik, kakak dari Ibu saya, beliau mantan karyawan BRI. Email ini dikirim karena beliau peduli pada saya yang sedang "bermasalah" dengan atasan. Berikut adalah tulisannya yang mungkin dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja.

BOS MARAH
Bude pernah punya pengalaman mendampingi Direktur Utama BRI menghadap Bapak Menteri Keuangan (Bp Mari’e Muhammad). Waktu itu ada masalah, Kredit Usaha Tani (KUT) pola khusus yakni KUT langsung kepada kelompok tani tidak melalui koperasi, belum bisa di cairkan. Dalam sidang kabinet, Presiden (waktu itu Pak Harto) mengatakan bahwa KUT Pola khusus belum bisa cair karena BRI belum membuat petunjuk pelaksanaan yang menjadi pedoman Kantor Cabang BRI. Mendengar hal tersebut, Pak Menteri langsung memanggil Dirut BRI bersama Pejabat Bank Indonesia, Pejabat Dep Koperasi, Pejabat Dep Pertanian. Dirut BRI dimarahi oleh Menkeu karena di nilai tidak mendukung program pemerintah. Pak Menteri bicaranya keras tidak putus-putus (nyerocos), yang intinya nggoblog-nggobolgin Dirut BRI. Melihat hal tersebut Bude jadi takut, kawatir Pak Dirut ganti memarahi Bude setelah kembali ke kantor nanti.

Ternyata, Dirut BRI tidak marah ke Bude, hanya memberikan petunjuk agar segera membuat surat ke Cabang-Cabang BRI tentang tata cara pelayanan KUT Pola Khusus. Besok pagi harus sudah di kirim. Bude hanya meng-iya-kan saja, sehingga Pak Dirut malah bertanya : kamu kenapa kok diam saja? Saya jawab kalau sebenarnya saya khawatir ganti di marahi.. Pak Dirut malah terus bercerita, bahwa sebenarnya waktu Pak Menteri marah tadi Pak Dirut juga takut dan malu. Dalam kondisi tersebut, katanya beliau hanya ber zikir menyebut nama Alloh serta mohon petunjuk apa yang harus di lakukan. Waktu Pak Menteri marah semua diam saja, namun ketika marahnya sudah agak mereda, nada suaranya yang semula tinggi sudah agak turun, Pak Dirut langsung matur meminta maaf atas hal-hal yang membuat Pak Menteri marah dan langsung matur juga bahwa demi pelayanan kepada Petani, akan segera membuat petunjuk kepada Kantor Cabang BRI. Pak Dirut juga mohon agar instansi lain juga siap melaksanakan. Pak Menteri langsung tanya, memangnya ada apa? Barulah Pak Dirut mengatakan yang sesungguhnya bahwa belum di buatnya Petunjuk ke Cabang BRI karena ada surat Menteri Pertanian yang menyatakan KUT Pola Khusus baru di mulai pada musim hujan (bulan Oktober, saat itu baru bulan Juni).

Ada lagi kisah lain, yakni pada waktu Bude masih bekerja di Kantor Pusat BRI, pernah di marahi oleh salah satu Direktur. Gara-garanya, BRI di denda oleh Bank Indonesia karena dalam menyalurkan kredit kepada Petani Tebu di nilai tidak benar, yaitu tidak langsung kepada petani melainkan melalui PTP. Dendanya lumayan besar, kira-kira Rp.20 milyar. Karena Bude yang menangani Kredit kepada Petani Tebu, maka Bapak Direktur memanggil Bude dan Bude di goblog-goblogin mengapa bisa terjadi seperti itu. Laporan tertulis kepada Pak Direktur di disposisi : Mengapa bisa terjadi seperti ini, mengapa kalian goblog blog blog blog… Pertanggung jawabkan. Begitu bunyi disposisinya. Untungnya Bude pernah punya pengalaman mendampingi Direktur Utama BRI menghadap Bapak Menteri Keuangan. Jadi sambil berzikir, Bude menghadap Bapak Direktur. Ketika beliau mengata ngatain Bude goblok, rasanya kok tidak takut ya, malah setelah itu Bude bercanda bilang begini : Pak, karena saya goblog, maka saya mohon petunjuk Bapak, sebaiknya saya harus bagaimana? Pak Direktur njawab sambil masih menggoblog kan Bude : Nah sudah mengaku goblog kan? Sekarang berfikir apa yang harus di lakukan, jangan hanya tanya saya…. Dalam hati Bude bilang, tapi dalam hati, kayanya Bapak juga tidak tahu harus bagaimana.. Akhirnya Bude menyampaikan bahwa Bude akan membuktikan kalau BRI tidak salah, besok melapor lagi ke Pak Direktur. Akhirnya Pak Direktur yakin kalau BRI tidak salah dan membantu Bude menyampaikan ke BI bahwa prosedur tersebut sudah benar, memang kredit Tebu Rakyat harus lewat PTP…. Horeeeee BRI menang, dendanya di kembalikan.

Itu tadi cerita tentang di marahi Bos, ternyata siapapun dia, apapun posisinya, di marahi Bos itu umum terjadi. Pesan Bude, kalau Dik Basith di marahi Bos, istighfar saja.. Semoga Alloh memberikan kemampuan untuk menahan diri dan diberi kesempatan memperbaiki kesalahan ataupun menunjukkan bahwa dik Basith tidak salah. Ayo terus semangat…

Coba tanya Manung, pernah gak di marahi Bos? Manung pernah cerita ke Bude bahwa di marahi Bos tuh harus kuat, tidak perlu berkecil hati. Tapi untuk jelasnya, tanya sendiri ke manung aja ya…

Tulisan ini Bude buat atas permintaan Yang Uti, katanya Yang Uti sedih kalau ingat Basith sedih waktu di marahi Bos, Bos nya Basith itu kok keterlaluan.. Terus Bude bilang kalau Bos marah itu sebenarnya sudah biasa, anak buah harus siap di marahi.. Ngendikane Yang Uti : Opo yo ngono? Nek ngono Basith kandanono…. Gitu Dik latar belakang tulisan ini, semoga ada manfaatnya untuk menunjang karir Dik Basith.
Yogyakarta, 3 Februari 2012

No comments:

Post a Comment